Fona dari Negeri Nusa mendapat julukan si beruntung. Ini karena kejadian yang tidak disengaja.

Suatu hari, Fona sedang berjalan sambil menggembalakan ternak miliknya. Tiba-tiba, dia tersandung gundukan tanah. “Wah, ini gundukan tanah yang digali anjingku, Gu kemarin!” kata Fona.

Fona melihat sesuatu yang berkilau di dalam gundukan tanah itu. Ternyata, itu kepingan uang emas yang sangat banyak! Fona bingung melihat uang emas  yang banyak itu. Fona orang yang jujur, karena itu dia menyerahkan emas yang ditemukannya pada pihak yang berwenang di sana.

“Kami tidak bisa menentukan siapa pemiliknya, jadi emas itu milikmu,” kata pihak yang berwenang. Fona sangat senang. “Fona, kau beruntung! Mulai sekarang julukanmu adalah Fona si beruntung,” kata orang-orang di desa Fona.

Fona yang beruntung, membeli banyak celengan untuk menyimpan uang emasnya. “Wah, aku punya satu juta celengan!” seru Fona bahagia. Fona kini bisa membeli rumah yang layak huni, kandang, dan lahan untuk ternaknya.

Suatu hari, Fona menyadari sesuatu ketika memeriksa salah satu celengannya. “Aneh, uang di celengan ini rasanya sudah aku belanjakan, kenapa celengan ini masih berisi uang?” tanya Fona.

Fona lalu teringat dia belum membayar hutang pada temannya dan dia kemudian mengambil uang lebih untuk dibayarkan padanya. “Aku sudah berjanji akan membayar hutang beberapa hari yang lalu, dan sekarang sudah lewat hari yang kujanjikan, aku akan memberikan uang lebih padanya, sebagai permintaan maaf,” kata Fona.

Fona lalu memberikan uang itu pada temannya yang meminjamkan uang. Kemudian sampai di rumah, Fona melihat celengan dimana dia mengambil uang untuk membayar hutang tadi dan dia terkejut. “Uangku bertambah persis dengan jumlah yang kuambil untuk membayar hutang! Luar biasa!” seru Fona bahagia.

Fona yang bahagia karena miliki uang emas ajaib mulai membelanjakan uangnya tanpa perhitungan. Dulu dia hanya mempergunakan uangnya untuk keperluan yang mendasar saja, tapi sekarang dia mulai membeli barang-barang mewah yang sebetulnya tidak diperlukannya. Dulu dia suka memberikan uang untuk orang-orang yang kurang beruntung, tapi sekarang tidak lagi. Fona lebih suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang mewah.

“Sudah lama aku tidak memeriksa celenganku,” kata Fona. Fona mengambil salah satu celengannya, dan terkejut. “Celenganku kosong!” serunya kaget. Fona memeriksa celengan-celengan lain miliknya. “Semua kosong! Uangku sudah habis” jeritnya panik.

Fona menangis sedih. Kini dia tidak lagi beruntung, tapi kembali menjadi Fona si penggembala ternak yang dulu. Fona mengambil satu celengan yang pernah dia gunakan khusus untuk memberikan uang bagi yang membutuhkan. Celengan itu masih berisi penuh, padahal Fona ingat dia sudah menghabiskan semua uang di situ.

Lalu Fona menyadari sesuatu. Uang emas ajaib ini hanya bertambah kalau dia mempergunakannya untuk menolong dan membahagiakan. Seperti waktu itu dia membeli kandang bagus dan makanan untuk ternaknya, memberikan uang lebih  bagi temannya yang meminjamkan uang, lalu memberikan bantuan bagi orang yang membutuhkan!

“Ternyata, kebahagiaan dan rasa terima kasih mereka yang membuat uang ini menjadi benda ajaib,” kata Fona.

Fona menjual semua barang mewahnya dan kembali menjalani hidupnya dengan sederhana. Fona hanya hidup dari uang celengannya yang masih penuh, yang dia gunakan untuk membeli kebutuhan pokok dan memberikan uang bagi yang membutuhkan. Dan uang emas di celengan itu tidak pernah kosong.

 

 

 

Cerita: Seruni    Ilustrasi: Agung

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *