Di Nias ternyata ada permainan sejenis bumerang-yang dikenal khas suku Aborigin, Australia-juga terdapat di Mesir, India, dan Amerika. Kalau di Australia disebut bumerang, di Nias dinamakan Fafiri. Kalau bumerang terbuat dari kayu berbentuk lekukan, Fafiri terbuat dari bambu.
Fafiri sendiri berarti “muncrat”. Namun, dalam bahasa Nias Selatan, Fafiri diambil dari kata firi yang bermakna alat permainan yang terbuat dari bambu. Lalu, kata itu dilekatkan dengan awalan ‘fa’, yang berarti bermain dengan firi.
Adu Ketangkasan
Permainan ini dianggap sebagai adu ketangkasan, yakni memukul obyek berjarak jauh dengan melontarkan firi. Pembuat firi memotong bilah bambu sepanjang 18 cm dan lebar 3 cm. Ia merapikan kedua ujungnya menjadi setengah lingkaran. Bambu yang biasanya dipilih adalah jenis lewuo hao-bambu besar dan tebal yang diameternya bisa mencapai 20 cm.
Sedangkan bahan untuk membuat bago (alat pemukul) adalah pelepah daun sagu. Bago terbagi dalam dua bagian. Bagian untuk pegangan tangan sepanjang 15 cm, sedangkan bagian untuk memukul kira-kira 25 cm sehingga panjang bago mencapai 40 cm.
Bentuk firi mula-mula persegi panjang, tetapi dalam perkembangannya menjadi berbentuk lengkung. Perubahan ini menuntut perubahan cara memukul dan tentu saja strategi permainannya. Bentuk lengkung seperti itulah yang memungkinkan firi terbang kembali ke si pelontar saat firi tidak mengenai sasaran yang dimaksud.
Kedisiplinan dan Keseimbangan
Di balik permainan ini ternyata punya maksud tersendiri yaitu untuk mendidik kedisiplinan dan keseimbangan. Tidak saja bagi pemain, tetapi juga bagi penonton. Itulah sebabnya, sebelum pertandingan dimulai, panitia terdengar beberapa kali mengingatkan agar penonton benar-benar memperhatikan saat firi dipukul agar bisa mengelak seandainya firi salah sasaran.
Pemain dan penonton dituntut kewaspadaan dan disiplin. Seorang pemain harus menguasai betul teknik permainan Fafiri agar tidak membahayakan dirinya dan juga penonton. Pemukul firi harus memahami betul cara memukulnya. Misalnya, dia harus mampu memukul persis sepertiga bagian firi di sebelah kanannya. Kalau pemukulannya sempurna, firi akan terlempar dan berputar-putar.
Yang Khas dari Nias:
Tari Daerah : Maena, Moyo, Tari Baluse, Tari Faluaya
Rumah Adat : Omo Niha, Omo Aro Gosali, Omo Hada, Omo Nifolasara, Omo Niha Sigoloto
Pakaian Adat : Baru Oholu, Oroba Si’oli
Tradisi Terkenal : Lompat Batu Nias (Hombo Batu)
Suku : Nias
Makanan Khas : Gowi Nihandro, Harinake, Godo-godo, Raki Gae (pisang goreng), Tamboyo (ketupat)
Minuman Khas : Tuo Nifaro (minuman berasal dari air sadapan pohon nira),
Tuo Mbanua (minuman tuak mentah berasal dari air sadapan pohon kelapa)
Pelabuhan : Pelabuhan Angin
Bandar Udara : Bandara Binaka
Ibukota : Gunung Sitoli
Teks: JFK Foto: Istimewa