Fanny, gadis muda pemilik Peternakan Fami adalah orang yang baik. Dia mencintai semua binatang, sehingga dia memelihara Du-tikus.
Binatang-binatang lain di Peternakan Fami terkejut karena Fanny mengijinkan Du-tikus tinggal bersama mereka. “Tikus itu hama!” seru Rox, si anjing gembala. “Kami setuju denganmu Rox, usirlah Du!” kata hewan ternak lain. “Kenapa harus aku? Ayo, kita usir bersama! ” protes Rox. Namun, hewan ternak lain memberikan banyak alasan. “Kalian takut pada Fanny!” gerutu Rox kesal. Tapi, Rox sendiri juga takut pada Fanny. Jadi, dia meminta Meo si kucing untuk mengusir Du. “Coba kupikirkan nanti,” kata Meo.
Tapi, Meo pun tidak mau mengusir Du-tikus yang baik hati dan rajin. Du memiliki penciuman yang tajam, dan dia suka membantu Meo menjaga Peternakan Fami dengan menggunakan kemampuannya tersebut. “Binatang-binatang di sini, benci padaku. Aku pergi saja!” kata Du sedih. “Aku repot kalau kau pergi,” seru Meo melotot pada Du. “A..aku tak akan pergi,” kata Dudu takut. “Aku ini temanmu Dudu, jangan takut begitu! Kau harus lebih berani dan percaya diri,” kata Meo tertawa melihat Du yang ketakutan. “Baik, Meo! Aku janji,” ujar Dudu bertekad.
Suatu hari, Du dan Meo melihat kawanan angsa terbang di langit. Ada seekor gagak berwajah sedih di tengah kawanan angsa itu. “Apa yang terjadi? Meo, gagak itu Gao temanmu!” kata Du pada Meo. “Mereka membawa Gao ke penjara binatang. Dia mencuri makanan seekor anjing,” kata Meo. “Apa kau yakin dia bersalah?” desak Du. “Aku tak tahu, Du, tapi gagak selalu disalahkan kalau ada pencurian,” jelas Meo. “Sama seperti-ku yang selalu dibenci karena dianggap hama! Nah, aku punya rencana,” seru Du.
Du diam-diam pergi ke rumah anjing yang dicuri makanannya. Untung si anjing sedang pergi. Du mengendus-endus dan mencium bau anjing dan rubah. “Tidak ada bau gagak di sini!” seru Du. Du menceritakan hal tersebut pada Meo. “Jadi, Gao tidak bersalah!” seru Meo semangat. Du dan Meo menemui salah satu angsa yang menangkap Gao. Si angsa dibuat yakin dengan penciuman Du.
Suatu malam, para angsa, Du, dan Meo pergi mengintai rumah si anjing yang kosong. Dan benar, seekor rubah datang mencuri makanan. “Kau tertangkap!” seru para angsa. Si rubah yang terkepung, hanya bisa menyerah. Gao pun dibebaskan dari penjara.
Keberanian Du dibicarakan semua binatang. Rox si anjing gembala dan binatang-binatang lain di Peternakan Fami, malu akan sikap mereka selama ini pada Du. “Kau boleh membenci kami, sebagai ganti kebencian kami padamu,” kata Rox pada Du. “Tidak, aku ingin teman, bukan musuh,” kata Du tersenyum lebar. Meo tertawa senang. “Nah, ayo, kita semua hidup rukun!” kata Meo. Rox dan binatang-binatang lain terharu. Kini, Du hidup berbahagia di Peternakan Fami. (Teks: Seruni/ Ilustrasi: Fika)