Serimbang adalah permainan tradisional masa kecil. Mirip dengan permainan bola bekel, hanya tak menggunakan bola. Permainan ini mengandalkan keahlian tangan untuk menangkap dan menyebarkan bebijian/bebatuan. Tak jelas dari mana asal permainan tradisional ini, tetapi dahulu banyak diminati anak-anak di tanah Jawa.
Permainan serimbang ini cukup rumit dan harus telaten karena memerlukan keterampilan jari jemari dalam memungut kerikil dari lantai. Orang pertama yang menang pung (undian menggunakan telapak tangan) berhak bermain terlebih dahulu. Kemudian, dia menebar 30 biji kerikil di lantai semen dengan komposisi, 10 biji kerikil hasil pemasangan Bang Win, 10 biji dari Ipak, dan 10 biji lagi dari Ipak Bensu.
Tata Cara Permainan
Cara bermainnya dengan melempar kerikil gacok (biasanya digunakan bola) ke udara, saat kerikil gacok masih di udara, dia harus memungut kerikil di lantai semen tanpa menyentuh kerikil lain.
Apabila jarinya menyentuh kerikil yang lain atau gacok yang dilempar ke udara gagal ditangkap kembali, dia dianggap foul maka permainan dilanjutkan oleh orang dengan nomor urut kedua.
Jika jari pemain urutan kedua menyentuh kerikil, maka permainan dilanjutkan oleh orang bernomor urut ketiga, dan terus seperti itu sampai kerikil itu habis.
Manfaat
Sebenarnya, permainan serimbang adalah sebuah latihan koordinasi anggota tubuh yang mengandalkan kecepatan tangan dan jari-jari. Permainan serimbang adalah latihan kecerdasan bagi anak-anak dalam koordinasi antara tangan dengan mata. Hanya anak-anak cerdas yang bisa memenangkan permainan ini. Sebab, siapa yang mampu memungut kerikil itu dengan halus, tanpa menyentuh kerikil yang lain, maka dialah yang mampu mengumpulkan kerikil sebanyak-banyaknya.
Mereka yang berhasil mengumpulkan kerikil dalam jumlah lebih banyak dari peserta yang lain, maka dialah dinyatakan sebagai pemenang.
Terancam Punah
Bermain serimbang itu mengasyikkan karena tidak perlu membayar. Namun sekarang permainan serimbang nyaris dikalahkan oleh game online.
Foto: Istimewa