Sudah 7 bulan lamanya, kita semua harus melakukan berbagai aktivitas di rumah saja. Mulai dari sekolah hingga bekerja. Jika kita tidak pintar-pintar menyiasatinya, momen di rumah saja berpotensi memicu stres, baik bagi orangtua maupun anak. Stres yang tidak dikelola dengan baik, berpotensi menurunkan nafsu makan hingga memengaruhi asupan nutrisi yang dikonsumsi. Padahal, untuk memastikan tumbuh kembang tetap terjaga, diperlukan asupan nutrisi bergizi seimbang dan kondisi psikis yang baik.

Nah, harusnya, momen di rumah saja justru merupakan kesempatan emas untuk melakukan berbagai aktivitas yang sebelumnya tidak bisa kita lakukan. Salah satunya adalah mengenalkan pola atau gaya hidup sehat, dengan menerapkan konsumsi makanan bergizi seimbang. Tentunya dengan cara yang menyenangkan. Untuk itu, pada Rabu, 30 September 2020, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia secara khusus menggelar sesi webinar Bicara Gizi bertema “Biasakan Anak Terapkan Gizi Seimbang Selama di Rumah Saja”.

Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia

“Selama masa berkegiatan di rumah, orang tua memiliki peran penuh dalam mengawasi tumbuh kembang anak yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi untuk orang tua mengenai cara membiasakan anak untuk menerapkan gizi seimbang selama di rumah saja, mulai dari memberikan makanan bervariasi dan pengalaman menyenangkan saat makan, serta menjaga kondisi psikis anak dan juga orang tua agar tumbuh kembang anak tetap terjaga,” ujar Bapak Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia.  Setiap tahun lebih dari 4 juta anak lahir, dengan demikian ada 4 juta lebih Ibu baru. Populasi yang sangat besar sehingga patut mendapat perhatian bersama. Paling utama adalah bagaimana menjaga daya tahan atau imunitas tubuh, dan makanan merupakan salah satu yang penting untuk meningkatkan imunitas tubuh,” tambahnya.

dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis

dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, menjelaskan bahwa gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya untuk memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. “Agar mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) harus dipenuhi. Namun, membuat anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya, juga bukan perkara mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai saja. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal,” ucapnya.

Tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi, akan berdampak pada tumbuh kembang. Oleh karena itu, Ibu memiliki peran penting dalam pemenuhan gizi keluarga, terutama anak-anak. Dimana kebutuhan nutrisi anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa, karena pada anak ada aspek tumbuh kembang. Saat berada di rumah saja, pemenuhan nutrisi dengan pedoman gizi seimbang menjadi landasan dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak.

Jadwal Makan Teratur

Salah satu upaya mencukupi kebutuhan gizi anak adalah dengan jadwal makan teratur dimana justru bisa kita terapkan dalam kondisi ini karena orangtua dan anak sama-sama berada di rumah saja. Makan pagi, makan siang, makan malam, dan selingan buah, kacang-kacangan, agar-agar, atau susu. Perlu juga asupan serat dimana asupan serat yang tinggi didapat dari sayur, buah, kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.

“Pada anak yang asupan seratnya tinggi, ternyata asupan lemak total dan lemak jenuhnya lebih rendah daripada anak yang asupan seratnya rendah. Tak hanya itu, asupan B-6, magnesium, besi, dan kalium lebih tinggi pada anak yang asupan seratnya juga tinggi,” ungkap dr. Juwalita.

“Selain porsi, variasi makanan, dan jadwal makan juga perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan manfaat nutrisi yang dikonsumsi sesuai kebutuhan anak. Protein nabati merupakan salah satu unsur dalam pemenuhan nutrisi anak. Sebagai contoh, olahan protein nabati dari kacang-kacangan seperti olahan soya bisa dijadikan alternatif variasi dalam menu gizi seimbang. Terutama nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi, dapat menjadi pilihan Ibu karena dapat dikonsumsi oleh siapa saja, tidak hanya terbatas pada anak dengan kondisi medis tertentu,” ujar dr. Juwalita.

Dalam mendukung pertumbuhan anak yang optimal, pastikan sebanyak 12 hingga 15 persen dari porsi makanan hariannya merupakan sumber protein. Protein berguna untuk membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan perbaikan tubuh anak. “Manfaat bahan makanan sumber protein nabati, melengkapi kebutuhan protein tubuh, membantu mencukupi kebutuhan serat, mengandung mikronutrien seperti; folat, niasin, tiamin, kalium, magnesium, besi, dan zinc. Lauk pauk yang kita makan merupakan sumber protein hewani dan nabati. Protein hewani mengandung asam amino lebih lengkap juga mengandung protein, vitamin, dan mineral yang lebih mudah diserap tubuh. Sedangkan protein nabati mengandung lemak baik, isoflavon (antioksidan dan antikolesterol), serat, dan alternatif pengganti protein pada intoleransi laktosa (alergi protein susu sapi). Protein hewani dan protein nabati, keduanya tetap penting dalam melengkapi kebutuhan zat gizi,” ujarnya lagi.

Isi Piringku

Momen di rumah saja merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dan panduan “Isi Piringku”. Untuk “Isi Piringku” sajian sekali makan; lauk pauk 2 porsi, buah (1,5 porsi) dan sayur (1,5 porsi), serta 3 porsi makanan pokok.  Pinsip Gizi Seimbang adalah susunan pangan mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. 4 Pilar Gizi Seimbang terdiri dari; keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, serta mencapai berat badan dan tinggi badan normal untuk mencegah masalah gizi.

Penelitian menyebutkan bahwa 95% hormon serotonin diproduksi di usus. Hal ini menandakan bahwa apa yang kita makan dan kesehatan saluran cerna dapat memengaruhi kesehatan psikis. Selain situasi hati anak bisa memengaruhi keinginannya untuk makan bergizi seimbang, anak yang tidak menerima asupan gizi seimbang juga berpotensi mengalami kecemasan. Maka dari itu, selain dukungan gizi seimbang, kondisi psikis Ibu dan anak juga harus didukung.

Cara Atasi Rasa Bosan

“Tanpa disadari, kondisi psikis orang tua dan anak saling berkaitan. Stres berkepanjangan yang tidak diolah dengan baik, dapat memengaruhi perilaku makan anak di rumah. Padahal, asupan nutrisi adalah sumber pertahanan imun untuk saat ini. Untuk itu, orang tua perlu memantau mood anak dengan baik di samping mengelola stresnya sendiri. Salah satu cara mengatasi rasa bosan anak adalah dengan mencoba keterampilan atau pengalaman baru dengan interaksi yang menyenangkan bersama anggota keluarga. Melibatkan anak dalam menyiapkan menu gizi seimbang sesuai dengan usia dan kemampuan anak, bisa menjadi alternatif kegiatan menyenangkan yang juga edukatif,” papar Kak Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi.

Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi

Salah satu cara mengatasi kebosanan adalah dengan mencoba sesuatu yang baru, baik itu skill (kemampuan) atau pengalaman yang tidak pernah dicoba di rumah karena sibuk di luar rumah. Kunci semua proses ini adalah interaksi yang menyenangkan dengan anggota keluarga. Dan momen makan merupakan kesempatan untuk belajar.

Dimulai dari pilih menu, misal mau jeruk atau apel? hari ini kita mau masak nasi goreng atau sop ayam? Kak Putu mencontohkan untuk anak usia yang lebih kecil, bisa diajarkan mencuci buah dan sayur, memilah jenis makanan, menghitung jumlah makanan atau alat makan serta mengeksplorasi nama, warna, dan aroma dari berbagai jenis makanan. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, bisa dilibatkan untuk memotong, mencampur adonan, mengenalkan dan mencampur bahan, menentukan porsi makan dan menata peralatan makan di meja. Apabila dilakukan bersama-sama dan tanpa distraksi (gangguan) dapat mengasah perkembangan kemampuan kognitif, fisik, sosial, dan emosional anak serta meningkatkan bonding antara Ibu dan si Kecil.

“Sepanjang tahap kehidupannya, anak memiliki berbagai kebutuhan psikologis yang perlu dipenuhi, antara lain: merasa bisa mandiri, berinisiatif, dan menghasilkan suatu karya. Melibatkan anak pada proses dan memberikan keleluasaan untuk menentukan pilihan, akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut sehingga kesehatan psikis anak tetap terjaga,” tambah Kak Putu.

Dianjurkan Kak Putu, ketika berinteraksi, kurangi kata-kata: makanan enak/tidak enak, makanan bagus/tidak bagus, cobain deh makan ini, ataupun makan sedikit/banyak. “Tambahkan pengalaman ini: coba lihat warna/bentuk makanannya, coba cium aromanya bagaimana, coba pegang teksturnya seperti apa, waktu dikunyah rasa/bunyinya apa?” tandas Kak Putu.

Soraya Larasati, Selebriti yang juga Ibu dua anak

Berbagi pengalaman mengenai membiasakan gizi seimbang selama beraktivitas di rumah, Selebriti Kak Soraya Larasati yang juga Ibu dua orang anak menuturkan, bahwa situasi saat ini membuatnya khawatir si Kecil akan bosan dengan menu makanan sehat di rumah. “Saya belajar untuk kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyiapkan berbagai kegiatan, agar anak tidak bosan di rumah saja. Selain saya ajak anak terlibat dalam menyiapkan makanan, saya juga mengenalkan anak dengan sumber nutrisi yang belum pernah ia coba. Saya sering membuatkan menu makanan nabati. Ragam makanan nabati yang sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran, baik untuk dikenalkan pada anak-anak. Biasanya, saya lengkapi dengan nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi dengan serat, vitamin, dan mineral lainnya karena nutrisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Saya percaya bahwa pangan nabati sama pentingnya dengan pangan hewani,” paparnya.

“Melalui kegiatan Bicara Gizi yang diselenggarakan secara virtual ini, kami berharap dapat mengedukasi para orang tua tentang pemenuhan gizi seimbang pada anak dengan mengatur pola makan, pemberian nutrisi yang cukup, dan olahraga yang rutin,” tutup Bapak Arif Mujahidin.

Foto: Ist, Novi

 

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *