Seorang Debby Laurencia tak pernah menyangka bahwa penyakit autoimun yang divonis dokter di awal pandemi Covid-19, akan menjadi awal lahirnya bisnis baju tidur yang ia dirikan. Awal tahun 2020 lalu, ia yang pada dasarnya wanita aktif dan kreatif, terpaksa tak bisa berbuat apa-apa. Kelahiran 3 November 1989 ini sempat hanya sanggup berbaring di atas ranjang, tak bisa bangun.
Ditambah lagi, keadaan di dunia luar saat itu juga memang tak baik-baik saja. Pandemi membuat semua aktivitas terbatas. Tak hanya yang sakit seperti Debby, orang sehat pun kala itu ‘terpaksa’ berdiam dan beraktivitas dari rumah.
Sadari Pentingnya “Waktu”
Di tengah situasi pandemi dan kondisinya yang mengharuskan ia banyak istirahat alias tiduran saja, terselip perenungan dalam pikirannya. “Waktu pandemi dan jatuh sakit cukup berat itu, saya berpikir, apa sih yang paling berharga yang tak bisa dibeli oleh uang? Jawabannya waktu! Itu nggak bisa dibeli dan diulang. Aku dan suami pas pandemi itu vakum, di rumah terus. Di situlah kita benar-benar merasa, bahwa quality time itu sangat berharga,” imbuh istri dari Stephen Wongso (34 tahun), Fashion Designer Wong Hang Tailor, rumah produksi jas premium.

Pandangan terkait pentingnya ‘waktu berkualitas’ menari-nari terus di pikiran Debby. Di tengah perjuangannya melawan penyakit autoimun, lulusan Business Management UK Petra, Surabaya ini lantas terinspirasi melahirkan bisnis sleepwear alias baju tidur. Berbekal kemampuan-kemampuan yang ia miliki dan dukungan hebat dari suami serta sahabatnya sejak SMP, Crista Priscilla, lahirlah label pakaian tidur bernama Bebeboo Story.
“Aku mikir, aku punya kemampuan bikin baju, kaligrafi (seni menulis indah), merangkai bunga, ilustrasi, story telling (bercerita), dan aku mempunyai teman baik, namanya Crista, kita bareng dari SMP sampai dewasa. Kami sama-sama suka cerita imajinasi, contohnya naga terbang. Nah, kita pengin menghadirkan dunia imajinasi ke dalam baju,” urai Debby Laurencia dengan penuh semangat ketika ditemui di daerah Jakarta Selatan (20/5/23).

Wanita cantik asal Surabaya ini lantas menjatuhkan pilihan pada baju tidur. Ia beranggapan, baju yang biasanya digunakan saat ‘quality time’ bersama keluarga adalah baju tidur. “Sebelum tidur kita biasanya ngapain? Ngobrol, cerita-cerita, kan? Nah, durasi waktu 20 – 30 menit itu bisa dimanfaatkan sebagai ‘quality time’ bersama keluarga, bersama suami dan anak. Tak hanya itu, dalam satu hari, kita juga menghabiskan banyak waktu untuk tidur,” imbuh wanita yang juga menguasai alat musik harpa dan pernah terlibat dalam musik orkestra.
Bahan Organik Ramah Lingkungan
Setelah melakukan Research and Development kurang lebih 6 bulan, tepatnya di bulan Juni 2020, lahirlah label Bebeboo Story. “Bebe itu artinya bayi, dari bahasa Prancis. Boo artinya saya, dan Story artinya cerita. Jadi kurang lebih artinya Cerita Bayi Saya,”imbuh Debby tertawa.
Ya, inspirasi lain yang tak kalah kuat untuk mendorong Debby berkecimpung di bisnis sleepwear datang dari sang buah hati, Leon Wongso (4 tahun) yang kala itu masih berusia bayi.
Bayi identik dengan kulit sensitif. Sebagai seorang ibu, ia paham benar bahwa memilih pakaian bayi tak bisa sembarangan, selain lembut, juga harus dipastikan aman. Setelah melakukan riset mendalam, pilihan jatuh pada bahan Tencel. Ini merupakan salah satu bahan kain tekstil kelas premium yang terbuat dari serat kayu (Lyocell), semacam bahan biodegradable (dapat terurai dengan alami) dari bubuk kayu selulosa yang juga disebut rumput bambu organik.

“Bahan Tencel ini banyak keunggulannya, organik jadi bisa didaur ulang, sangat lembut, antibakterial dan lembut sehingga aman untuk bayi, anak-anak, dewasa dan bahkan lansia,” ujar Debby. Selain itu, serat alami Tencel sangat lembut, ringan dan adem di kulit. “Kalau kita berkeringat, bahan ini akan menyerap keringat sehingga tetap kering dan nyaman digunakan,” tambahnya.
Semua material seperti bahan kain Tencel untuk pembuatan produk Bebeboo Story berasal dari Indonesia dan juga dibuat di Indonesia namun menggunakan teknologi dari Swiss.
Harmonisasi Seni dan Imajinasi
Memanfaatkan bakat seni yang ia miliki, Debby mendesain ragam produk Bebeboo Story mulai dari baju tidur, bantal (bayi, anak-anak dan dewasa), sarung bantal, hingga kotak kemasan. Ia mengaku tidak bekerja sendiri, melainkan ada tim yang membantu.
Saat sakit dan tak bisa bergerak bebas, semua ilustrasi dibuat oleh sang sahabat, Crista dibantu oleh seorang teman. Setelah penyakit yang diidap Debby mereda, ia lantas terjun langsung membantu ilustrasi.
Seni identik dengan keindahan, itu pula yang ingin dituangkan Debby dalam karyanya. Kecintaannya pada cerita imajinasi tak lupa ia sematkan, apalagi tema ini sangat pas dengan produk baju tidur yang ia kembangkan. Kombinasi keduanya inilah yang diusung oleh Bebeboo Story.
“Kita menggabungkan keindahan dan imajinasi ke dalam baju tidur. Kita pengin produk itu bisa bercerita. Contohnya motif ‘Rain Forest’ yakni hutan hujan tropis. Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki hutan hujan tropis terluas di dunia. Di dalam hutan hujan tropis, ada banyak binatang yang unik-unik. Nah, kondisi itulah yang kita tuangkan dalam desain baju tidur. Jadi Mamanya juga bisa bercerita sebelum tidur kepada anaknya untuk mengembangkan daya imajinasi anak hanya dengan melihat motif baju tidur,” urai Debby yang semua desain atau motifnya dilakukan dengan buatan tangan (hand drawing).
Walau awalnya sempat ragu akan respons pasar, perlahan namun pasti, produk Bebeboo Story mencuri perhatian masyarakat. “Awalnya promosi dari WhatsApp dan Instagram, ada yang pesan, kita bikinkan lalu dikirim via ekspedisi,” ujar Stephen Wongso yang mendampingi Debby selama wawancara.

Keluarga selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina termasuk salah satu yang pernah mencicipi kualitas produk Bebeboo Story. Bahkan Raffatar, putra sulung mereka, sangat suka dengan bantal Bebeboo Story sampai dibawa kemana-mana. Pun dengan Cipung, si bungsu yang kerap terlihat memakai baju tidur buatan Bebeboo Story.
Permintaan terus berdatangan, bahkan saat pandemi lalu terjual 4000 pieces dalam waktu tiga (3) bulan dengan produk bantal bayi mendapatkan permintaan terbanyak. “Bantal ini terbuat dari 100 persen Tencel, sangat lembut dan lentur. Fleksibel mengikuti bentuk kepala bayi. Pas pula digunakan untuk ibu menyusui sebagai penyangga saat bayi minum ASI atau susu,” imbuh Stephen yang diiyakan oleh Debby.
Hingga kini, ada sekitar 20 motif atau desain baju tidur yang dimiliki oleh Bebeboo Story, di antaranya Secret Garden, Neverland, Rain Forest dan sebagainya. Warna pastel yang lembut menjadi daya tarik sendiri seperti Oatmilk (putih tulang), Faded Blue (biru), Rose Pink (merah muda) dan Midnight Grey (abu-abu).
Baju tidur yang diproduksi tak hanya terbatas pada baju bayi, namun juga anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. “Permintaan produk terbesar memang masih di kategori bayi dan anak-anak, mencapai sekitar 60 persen,” ujar Debby seraya menyebutkan bahwa produknya juga diekspor ke luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Amerika dan Australia dan mendapatkan animo yang sangat luar biasa baik.
Meskipun produksi lokal namun kualitas global, soal harga sangat terjangkau dan bersaing. “Kita mulai dari harga 179 ribu Rupiah saja,” tutup Debby yang mengatakan saat ini produksi sleepwear berkisar 1500 buah per bulan.
Nah, Moms, bagaimana? Tertarik untuk menyelami kelembutan, keindahan dan bermain dalam dunia imajinasi ala Bebeboo Story bersama keluarga? Produk ini dapat ditemukan secara online melalui situs dan Instagram Bebeboo Story serta offline di Plaza Indonesia.
Foto: Efa