Pada suatu hari, Titus dan Pubit sedang piknik di sebuah taman.
Tiba-tiba, Pubit berseru, “Hei, ada yang bertengkar!”
Seekor sigung dan seekor kera sedang bertengkar seru. “Kau mencuri kelapa daganganku! Kau jahat!” seru si kera.
“Aku tidak mencuri!” si sigung marah dan mengeluarkan bau! “Aduh!” jerit si kera. Dia menangis tersedu-sedu.
Titus dan Pubit melerai pertengkaran mereka. “Jangan emosi dulu, aku bisa membantu kalian!” kata Titus.
Biba si kera penjual kelapa lalu mengajak Titus ke lokasi pencurian kelapa.
Titus mengeluarkan kaca pembesarnya dan menemukan petunjuk di tanah. “Ini bulu kucing!” kata Titus.
“Ada jejak kaki juga!” seru Pubit. “Ini jejak kaki Bulpan, kucing Pak Mak!” kata Titus. Titus dan Pubit lalu mengikuti jejak kaki Bulpan.
Dari balik semak-semak, mereka melihat Bulpan memainkan kelapa milik Biba.
Kucing itu mencakar, menggigit dan akhirnya menggelindingkan kelapa Biba yang sudah rusak ke danau.
“Kelapa itu sudah tidak mungkin kita ambil untuk Biba!” bisik Pubit sedih.
Titus menceritakan tentang Bulpan dan kelapa yang dicuri pada Biba si kera.
“Maafkan aku, Biba. Aku dan Pubit tidak bisa mengembalikan kelapa milikmu.
Tetapi aku akan menggantinya dengan uangku sendiri supaya kau tidak rugi. Bagaimana?” tanya Titus.
“Terima kasih, Titus! Kau baik sekali!” tangis Biba terharu.
Dia lalu meminta maaf pada sigung dan berjanji tidak akan menuduh sembarangan lagi.
Cerita: Seruni/ Ilustrasi: Agung/ Coloring: Agung