Panji, Ping ping, dan Pinot sedang berwisata menggunakan kereta api. Mereka akan mengunjungi kakek Pinot di desa.
“Duduk di sini!” ucap paman Pinot sambil membandingkan nomor kursi dan nomor yang tercetak di tiket.
Tak lama kemudian, suara peluit berbunyi. Kereta pun mulai bergerak meluncur di atas rel.
Di tengah perjalanan, Panji sakit perut. Ia pergi mencari toilet yang ada di dalam kereta.
Panji berjalan menuju kamar mandi yang ada di ujung lorong.
Pintu kamar mandi terkunci.
Namun Panji mendengar ada suara orang ribut dari dalam toilet. Karena penasaran, Panji pun mendekatkan telinganya ke pintu.
Dia mendengar percakapan orang yang sedang menjual burung kakak tua.
Krkkk.. suara pintu toilet akan dibuka.
Takut ketahuan, Panji buru-buru bersembunyi di antara orang-orang yang duduk di dekat pintu toilet.
Namun, mata Panji terus tertuju pada dua pria yang berjalan ke luar toilet. Salah satu dari mereka membawa tas berisi burung kakak tua.
Diam-diam Panji mengikuti dua pria mencurigakan itu.
Panji melintasi Pinot dan Ping ping.
“Hei, Panji kamu mau kemana?” tanya Pinot.
Panji berbisik, “Aku sedang mengikuti dua orang mencurigakan itu!”
Panji pun menyusun rencana kecil.
Dia akan merebut tas itu ketika kereta berhenti. Panji meminta bantuan Ping ping dan Pinot.