Jakarta, majalahjustforkids.com – Anak gemuk memang menggemaskan. Tapi, hati-hati, ya! Kegemukan (obesitas) menimbulkan berbagai dampak, bahkan bisa menyebabkan timbulnya penyakit berbahaya yang non infeksi (tidak menular) seperti stroke, jantung, diabetes, dan ginjal. Wah, ngeri, ya?
Menurut informasi, jumlah penderita obesitas pada anak-anak di Indonesia semakin meningkat, lho, setiap tahunnya.
Bahkan dikatakan Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI, dalam sepuluh tahun terakhir ini peningkatannya sudah dua kali lipat. Duh!
“Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, 1 dari 5 anak berusia 5-12 tahun, dan 1 dari 7 remaja berusia 13-18 tahun di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Obesitas memiliki konsekuensi berat pada anak karena memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami sindrom metabolik,” ucap Dr. Eva yang hadir secara online di acara Media Workshop “Stop Rantai Obesitas Sedini Mungkin” yang digelar di The Akmani Hotel, Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu 01 Maret 2023.
Sindrom metabolik sendiri merupakan gabungan gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan dan bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.
Melihat fenomena tersebut dan dalam rangka Hari Obesitas Sedunia (4 Maret), Nutrifood (perusahaan yang memroduksi makanan dan minuman kesehatan seperti NutriSari, susu HiLo, Tropicana Slim, L-Men, W’dank, LOKALATE, dan lain sebagainya) bersama Kementerian Kesehatan dan Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) RI melakukan edukasi dan mengajak masyarakat untuk segera memutus rantai obesitas ini sejak dini.

Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kampanye Nutrifood bersama Kemenkes dan Badan POM RI terkait pentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak (#BatasiGGL) serta cermat membaca label gizi kemasan yang telah dimulai pada 2013.
dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinis menjelaskan, “Seseorang didiagnosis mengalami sindrom metabolik bila memiliki tiga atau lebih kondisi seperti kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, gula darah (glukosa) tinggi, rendahnya kadar kolesterol HDL (baik) dalam darah, tingginya kadar trigliserida dalam darah, dan tekanan darah tinggi. Berbagai kondisi tersebut seringkali dialami oleh orang obesitas.”
dr. Marya menambahkan, “Mengonsumsi makanan sesuai anjuran dari Kemenkes RI yaitu jumlah sayur sebesar 2 kali lipat jumlah sumber karbohidrat dan protein, serta memerhatikan label kemasan sebelum membeli guna membatasi asupan gula, garam, lemak yang ada di makanan dan minuman perlu dibiasakan sedini mungkin untuk mencegah obesitas. Jangan lupa untuk memilih makanan dan minuman yang tinggi protein karena bisa menjadi sumber energi bagi tubuh anak dan remaja yang memiliki banyak aktivitas.”
Sebagai upaya untuk mengetahui asupan gula, garam, dan lemak dari pangan olahan kemasan, masyarakat diajak untuk lebih cermat dalam membaca label gizi kemasan pangan olahan yang dikonsumsi.
Masyarakat harus selalu memerhatikan empat informasi nilai gizi dalam label kemasan, yaitu jumlah sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi (lemak, lemak jenuh, protein, karbohidrat (termasuk gula)) dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi) per sajian.
Ibu Meliza Suhartatik, STP, MKM, Pengawas Farmasi Makanan Ahli Muda mengatakan, “Sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI, idealnya dalam sehari masyarakat dapat mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram (setara 4 sendok makan), garam tidak lebih dari 5 gram (setara 1 sendok teh), dan lemak tidak lebih dari 67 gram (setara 5 sendok makan). Dengan selalu cermat membaca label kemasan dan menjadikannya sebagai kebiasaan, maka masyarakat akan lebih cerdas untuk memilah zat gizi apa yang harus dipenuhi dan yang harus dibatasi agar terhindar dari berbagai penyakit, salah satunya obesitas.”
“Dalam rangka upaya promotif dan preventif dalam penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM), Badan POM juga melakukan kampanye agar konsumen memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan gizinya. Salah satu cara untuk memudahkan masyarakat memilih pangan yang lebih sehat adalah dengan mencantumkan keterangan Logo “Pilihan Lebih Sehat” pada pangan olahan yang memenuhi kriteria kandungan gula, garam, lemak dan/atau zat gizi lainnya. Harapannya masyarakat dapat bijak memilih produk dengan Logo “Pilihan Lebih Sehat” dan mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar,” jelas Ibu Meliza.
Ibu Susana, S.T.P., M.Sc., PD.Eng., Head of Strategic Marketing Nutrifood mengatakan, “Sejalan dengan misi kami yaitu ‘Inspiring a Nutritious Life’, Nutrifood berkomitmen dalam mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Indonesia untuk selalu menjalankan gaya hidup sehat setiap saat. Kami menyadari bahwa isu obesitas terutama pada anak dan remaja berdampak negatif bagi kesehatan karena bisa meningkatkan risiko sindrom metabolik pada saat mereka dewasa, sehingga perlu adanya kerja sama seluruh pihak dalam mengatasi isu ini. Sejak 2013, kami secara aktif berkolaborasi dan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan RI dan Badan POM RI untuk mengedukasi tenaga kesehatan, komunitas, media, dan masyarakat melalui kampanye Cermati Konsumsi Gula, Garam, dan Lemak (#BatasiGGL) serta Baca Label Kemasan sebagai salah satu upaya penanggulangan isu obesitas di Indonesia.”
Salah seorang Penyintas Obesitas, Meirza Hartoto, menceritakan, “Pada saat remaja, berat badan saya pernah mencapai hingga 100 kg yang membuat saya kesulitan menjalani berbagai aktivitas di sekolah karena pergerakan tubuh dan pernapasan yang sulit. Akibat minim edukasi terkait pola hidup sehat yang benar, saya juga pernah melakukan diet ekstrim yang menyebabkan psikis terganggu dan membuat rambut rontok parah. Sejak mempelajari pola hidup sehat yang benar dengan membatasi asupan gula, garam, lemak, dan aktif berolahraga, saya berhasil menurunkan berat badan sebanyak 28 kg ke angka ideal, yang disertai dengan peningkatan massa otot. Selain penurunan berat badan, saya juga merasakan perubahan yang signifikan pada kondisi fisik yang terasa lebih fit, dan lebih produktif dalam beraktivitas. Saat ini saya bertekad menularkan semangat gaya hidup sehat serta mengedukasi keluarga dan lingkungan sekitar agar tidak ada lagi anak dan remaja yang mengalami kondisi seperti saya dahulu.”
“Nutrifood berharap setiap anak dan remaja dapat memutuskan rantai obesitas yang terjadi di lingkungannya dan setiap orang bisa menularkan dampak positif dengan memahami pilihan makanan minuman yang lebih baik dan tetap nikmat. Untuk mendukung hal tersebut, Nutrifood menyediakan pilihan makanan yang bebas gula, rendah garam, dan rendah lemak seperti Tropicana Slim, serta susu HiLo Teen dan HiLo School yang lebih rendah lemak dan rendah gula hingga mendapatkan pelabelan “Pilihan Lebih Sehat” dari BPOM, sebagai alternatif konsumsi sehat sehari-hari untuk mendukung berbagai aktivitas anak dan remaja Indonesia,” tutup Ibu Susana.
Foto: Ist