Negara kita Indonesia masih memiliki beban hidden hunger yang besar. Hidden hungger alias kelaparan tersembunyi merupakan suatu kondisi yang timbul akibat kekurangan zat gizi mikro seperti iodium, zat besi, vitamin A dan zink. Hal ini telah menimbulkan beberapa masalah kesehatan yang berkepanjangan.

Diungkapkan oleh Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN selaku Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Universitas IPB, hidden hunger berbeda dengan kelaparan biasa. “Busung lapar biasanya ditandai dengan anak kurus, perut buncit, tulang iga menonjol. Sementara ini adalah kelaparan yang tersembunyi yang dampaknya baru terlihat ketika defisiensi terjadi pada jangka panjang,” urainya.

Tapi justru karena itulah, masyarakat seringkali masih abai akan masalah ini karena dianggap tidak berbahaya. “Karena meskipun makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, penderitanya tidak merasa kelaparan karena asupan gizi makronya sudah terpenuhi. Namun, yang sering dilupakan oleh masyarakat, jika tidak segera mendapatkan perhatian, kekurangan zat gizi mikro ini akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang, baik secara fisik maupun psikis,” tegas Prof. Dodik.

Prof. Dr. Ir. Dodik Briawan, MCN, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

Asupan zat gizi mikro, ujar dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes seorang Dokter Spesialis Gizi Klinik, sebenarnya dapat dipenuhi dengan memastikan sajian makanan beragam di rumah sejak dini. Namun, langkah krusial ini masih belum dilakukan banyak orangtua.

Salah satu zat gizi mikro yang penting adalah iodium. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 melaporkan bahwa 14,9% anak usia sekolah berisiko kekurangan iodium. “Orangtua perlu memperkaya pengetahuan dan kreativitas dalam memenuhi nutrisi seluruh keluarga dengan menyertakan bahan-bahan bergizi di tiap masakan, termasuk garam beriodium. Sayangnya, pengetahuan sebagian masyarakat mengenai manfaat dari iodium masih terbatas pada upaya pencegahan penyakit gondok. Padahal, dampak dari kekurangan iodium jauh lebih luas dan dapat terjadi pada semua usia,” katanya.

dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes, Dokter Spesialis Gizi Klinik

Iodium sendiri merupakan mineral penting dalam tubuh yang membantu membentuk hormon tiroid. Fungsinya banyak sekali, antara lain untuk membantu tumbuh kembang anak, meningkatkan metabolisme, membantu perkembangan saraf janin, memelihara kesehatan tulang, meningkatkan respon imun dan mencegah hidden hunger.

Kebanyakan orang awam hanya mengetahui bahwa kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok dan hipotiroid.  Padahal, kalau ditelisik lebih jauh, kekurangan iodium dapat mengakibatkan perkembangan otak terganggu. “Diperkirakan, 20 juta orang Indonesia menderita GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), yang mengakibatkan hilangnya IQ setara 140 juta point.  Maka, pemenuhan kebutuhan iodium harus diperhatikan dari hulu ke hilir, sejak 1.000 hari pertama kehidupan atau di dalam kandungan, hingga ke tahapan usia selanjutnya,” imbuh dr. Diana.

Lebih lanjut ia mengatakan, kekurangan iodium pada anak bisa menghambat tumbuh kembangnya. “Tinggi badan anak bisa lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya,” ujarnya. Selain bisa menyebabkan penyakit gondok, kekurangan iodium juga bisa menyebabkan gangguan fungsi kesehatan mental seperti mudah marah, cemas, depresi, dan sebagainya. “Pada wanita, bisa juga menyebabkan kesulitan hamil, atau membuat siklus menstruasi menjadi terganggu,” imbuh dr. Diana.

Untuk itu, sangatlah penting untuk memenuhi kebutuhan iodium dalam tubuh. Adapun kebutuhan iodium berbeda-beda sesuai kebutuhan kelompok umur. “Pada anak usia 0 – 1 tahun butuh setidaknya 90 mikrogram (mcg) per hari,  usia 1- 12 tahun sebanyak 120 mcg/hari, usia 12 tahun hingga usia dewasa setidaknya butuh 150 mcg/hari.  Sementara itu kebutuhan iodium meningkat pada ibu hamil yakni 220 mcg/hari dan ibu menyusui sebanyak 250 mcg/hari,” jelas dr. Diana. Agar kebutuhan iodium terpenuhi, ia menganjurkan untuk mengasup aneka makanan sesuai pedoman gizi simbang. “”Variasikan makanan sesuai dengan isi piringku yakni 1/3 berisi karbohidrat, 1/3 aneka sayuran (baik sayuran hijau maupun berwarna, sebaiknya 5 warna), dan 1/3 piring lagi berisi lauk pauk, lemak ditambah buah,” sarannya.

Mengingat pentingnya kebutuhan iodium setiap anggota keluarga, Royco meluncurkan inovasi terbarunya yakni Royco dengan Garam Beriodium, bertepatan dengan bertepatan dengan Hari Gizi Nasional. Produk ini menjawab kebutuhan para orangtua untuk menyajikan aneka hidangan lezat bernutrisi guna #BantuTumbuhSesuai perkembangan anak, sekaligus mencegah terjadinya hidden hunger atau kelaparan tersembunyi.

Hernie Raharja, Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk

Lewat rangkaian produknya, terutama Royco Kaldu Ayam dan Sapi yang kini berkomitmen menggunakan garam beriodium, Hernie Raharja selaku Director of Foods & Refreshment PT Unilever Indonesia Tbk berharap Royco tak hanya membantu Ibu menyajikan masakan lezat tapi juga membantu membentuk hormon pertumbuhan sehingga perkembangan kecerdasan, fisik dan mental anak menjadi lebih optimal.

Royco sendiri dibuat dengan daging sapi dan ayam berkualitas yang direbus lama dan tanpa menggunakan bahan pengawet untuk semakin menyempurnakan kandungan nutrisi dari tiap hidangan rumah.

Tak hanya itu, tahun ini Royco melanjutkan program “Royco NutriMenu”, rangkaian edukasi yang dikembangkan sejak 2019 dengan mengacu pada konsep “Isi Piringku” yang sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan RI. Program “Royco NutriMenu” mengetengahkan panduan berisi menu lengkap yang lezat dan dapat digunakan setiap hari; menggunakan bahan makanan yang lebih bergizi, mudah didapat, praktis, terjangkau, dan bersumber dari bahan-bahan berkelanjutan berbasis nabati yang tergabung dalam “50 Pangan Masa Depan”. Hingga kini, program ini telah disebarluaskan ke 80.000 anggota keluarga, 180.000 remaja pondok pesantren, serta menginspirasi 2 juta keluarga Indonesia secara online.

Foto: Ist

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *