Seminggu lagi hari ulang tahun Bela, tapi menurut Lina, sahabatnya, Bela kelihatan kurang semangat. “Bela, mau bikin pesta ulang tahun dimana?” tanya Lina di sekolah. “Aku tidak tahu,” jawab Bela lesu. “Ternyata benar, kamu sedang tidak semangat. Ada apa?” ujar Lina menatap Bela serius.
“Pulang sekolah ikut denganku, aku mau tunjukkan sesuatu,” bisik Bela penuh rahasia. Bela tidak pulang naik mobil pribadi. Dia mengajak Lina naik angkutan umum. Mereka turun di sebuah jembatan besar.
Di bawah jembatan itu ada rumah dari seng yang kumuh. “Bela!” seru seorang anak perempuan berpakaian lusuh melambai pada Bela. “Marsi!” ujar Bela melambai balik padanya.
Rupanya, selama ini Marsi dan Bela berteman. Bela pernah menjatuhkan uangnya sewaktu berjalan di jembatan ini, dan Marsi mengembalikan uangnya. “Marsi jujur dan baik,” gumam Lina kagum.
“Dia dan kakaknya datang mencari pekerjaan dari desa ke kota, tapi mereka tak bisa mendapatkan pekerjaan, dan tidak lama lagi harus pulang. Hari ulang tahun Marsi sama denganku. Setidaknya sebelum dia pulang, aku ingin membalas kebaikan hatinya,” kata Bela. “Bagaimana kalau kalian merayakan ulang tahun bersama?” tanya Lina.
Bela langsung meminta ijin Ayah dan Ibunya untuk merayakan ulang tahun bersama Marsi. “Tentu saja boleh,” kata mereka. Bela dan Lina lalu memberitahukan teman lain yang akan diundang. “Aku khawatir mereka tidak mau datang,” keluh Bela pada Lina. “Aku yakin mereka mau datang,” kata Lina percaya diri.
Setelah mendengar cerita Lina dan Bela, teman-teman mereka yang lain ingin bertemu dengan Marsi. “Kami mau berteman dengan anak baik seperti dia!” kata mereka. Bela dan Lina saling berpandangan dan tersenyum bahagia. “Nah, apa kataku?!” seru Lina senang. Yang paling sulit adalah menentukan tempat pesta ulang tahun. Lina dan beberapa teman lain mengusulkan di mall. Tapi Bela tidak setuju. “Aku punya ide,” katanya.
Tanggal 1 Agustus, Bela menjemput Marsi dan mengajaknya pergi ke taman kecil di dekat situ. Marsi terkejut dan senang, Taman kecil itu telah dihias dengan cantik. Lina dan teman-teman Bela yang lain bertepuk tangan menyambut Marsi dan Bela.
“Selamat ulang tahun Bela dan Marsi!” seru mereka. Marsi menangis terharu. “Terima kasih, aku senang sekali!” katanya. “Ini balas budi kebaikanmu,” kata Bela. “Kami juga ingin jadi temanmu,” kata Lina dan yang lain. Marsi mengangguk di sela tangis harunya.
Ketika Marsi hendak pulang ke desa, Bela, Lina, dan teman-teman lain mengantarnya. “Kirim surat ya, aku akan membalasnya!” kata Marsi. “Kami akan mengunjungimu, pasti!” janji Bela, Lina, dan teman-teman lain.
(Cerita : Seruni, Ilustrasi: Agung)