Merdeka! Ungkapan penuh makna yang banyak disuarakan terutama di bulan ini oleh masyarakat Indonesia. Namun bagi sebagian dari kita bisa jadi kemerdekaan masih tidak bisa dinikmati dengan maksimal karena keterbatasan fisik, salah satunya akibat kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit. Secara global, setiap 3 menit seorang bayi terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan/atau celah langit-langit, yang dalam jangka panjang akan memengaruhi berbagai aspek kehidupan sang anak. Berbagai komplikasi kesehatan seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, berbicara, serta meningkatnya resiko malnutrisi; adalah dampak fisik yang bisa terjadi. Lebih jauh, anak dengan bibir sumbing dan juga orangtuanya beresiko mendapatkan tekanan dari sekitar dan masalah psikologis akibat stigma sosial.
Smile Train Indonesia sebagai bagian dari lembaga amal internasional penyedia operasi bibir sumbing gratis, sejak tahun 2002 telah mendukung terciptanya senyum merdeka bagi anak-anak Indonesia. Smile Train Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya urgensi penanganan bibir sumbing dan/atau celah langit-langit. Terlebih dalam banyak kasus, tidak diketahui apa penyebab bibir sumbing dan/atau celah langit-langit, namun Smile Train Indonesia berfokus pada solusi secara menyeluruh.
“Di Smile Train, kami memahami bahwa perawatan sumbing tidak berhenti pada operasi saja. Ada banyak aspek kehidupan pasien dan keluarganya yang terpengaruh oleh kondisi tersebut. Oleh karena itu kami memiliki CCC atau Comprehensive Cleft Care atau perawatan sumbing secara menyeluruh. Smile Train Indonesia bermitra dengan ratusan Rumah Sakit dan tenaga medis profesional di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya untuk memberikan operasi gratis tetapi juga memberikan pelatihan kepada perawat dan tenaga medis agar dapat lebih baik melayani pasien sumbing di komunitasnya,” jelas Ibu Deasy Larasati, Country Manager Smile Train Indonesia.

Comprehensive Cleft Care atau perawatan sumbing secara menyeluruh yang diusung oleh Smile Train, mencakup beberapa hal yang selalu digambarkan saling berkaitan satu sama lain secara berkelanjutan. CCC diberikan kepada pasien sumbing dan orangtua atau keluarganya melalui dukungan untuk: diagnose (memahami sumbing), asupan dan nutrisi, operasi, perawatan gigi, perawatan THT, terapi berbicara, ortodontis, konseling dan dukungan mental. Dukungan psikologis menjadi penting, bahkan sebuah riset mengatakan bahwa persepsi diri memiliki peran sangat penting dalam penyesuaian psikologis akibat bibir sumbing dan/atau celah langit-langit, termasuk peran dan pandangan orangtua pasien.
Hanlie Muliani, M.Psi, Psikolog Klinis untuk Anak, Remaja, dan Edukasi di Sahabat Orangtua & Anak (SOA) menjelaskan,“Kondisi bibir sumbing merupakan kondisi medis yang cukup umum terjadi. Kondisi ini bukan salah penderita maupun orang tua sehingga tidak tepat jika dianggap sebagai aib keluarga. Tepat rasanya sebagai sebuah keluarga saling menerima kondisi satu sama lain khususnya ketika memiliki anak dengan kondisi sumbing. Penerimaan dan dukungan dari pihak keluarga merupakan fondasi utama bagi kekuatan dan kepercayaan diri seorang anak.”
Perilaku, ekspektasi, dan dukungan orangtua terhadap anak sangat berpengaruh. Penerimaan adalah sesuatu yang tidak kalah penting dan perlu dilakukan secara bertahap bahkan sebelum, dan sesudah operasi sumbing. Konseling dan bimbingan bagi keluarga dan anak saat melalui proses memainkan peran penting dalam perawatan bibir sumbing. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa keluarga mendapatkan pemahaman yang tepat akan kondisi tersebut, dan kondisi mental anak dapat berkembang secara baik dan optimal.
“Di bulan baik ini, Smile Train Indonesia kembali ingin mengetuk hati masyarakat untuk kian menyadari pentingnya urgensi penanganan menyeluruh terhadap adik-adik dan anak-anak kita yang memiliki kondisi sumbing. Perawatan sumbing yang komprehensif yang kami miliki dimaksudkan untuk memastikan rehabilitasi jangka panjang yang berhasil bagi pasien sumbing Smile Train,” tutup Ibu Deasy Larasati.
Foto: Ist