Masih muda kok menderita penyakit jantung, nggak salah? Tidak sama sekali! Dulu, penyakit jantung ini identik dengan penyakit orang tua. Kini mulai bergeser, karena usia muda pun tak luput dari penyakit satu ini.
Tahukah kamu, berdasarkan estimasi Kementerian Kesehatan 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun. Yang mengejutkan, 22 persen di antaranya berumur 15–35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia. Sementara untuk jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45–65 tahun, persentasenya 41 persen. Selisih yang tidak jauh berbeda itu membuktikan bahwa tren risiko penyakit jantung yang datang pada usia produktif semakin meningkat.
Remaja, menurut WHO adalah individu berusia 10 – 19 tahun, sementara menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah mereka yang berusia 10 – 18 tahun. Diprediksi, jumlah penduduk usia remaja di Indonesia akan mencapai hampir 30% dari total penduduk pada saat bonus demografi terjadi. Tentu saja, Indonesia tak mau bila penduduk usia muda dan produktif, terserang penyakit jantung yang cukup mematikan ini.
Faktanya, kaum muda Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai permasalahan kesehatan, di antaranya adalah gaya hidup tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang bergerak, makanan yang tidak sehat dan proporsional. Inilah yang memicu datangnya penyakit, salah satunya adalah penyakit jantung.
Hal ini ditegaskan oleh dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan RI. “Penyakit jantung termasuk salah satu penyakit tidak menular yang disebabkan oleh: pola makan tidak sehat (GGL berlebihan), kurangnya atktivitas fisik, merokok, berat badan berlebih, peningkatan tekanan darah, dan prediabetes,” ujarnya dalam acara webinar edukasi yang digelar oleh Yayasan Jantung Indonesia (YJI), Kamis (01/10).
Sayangnya, penyakit jantung ini sering terlambat disadari. “Biasanya orang tidak menyadari penyakit ini karena keluhannya tidak khas atau tidak terasa. Mereka baru akan menyadari kalau menderita penyakit jantung setelah mengalami serangan hebat. Untuk itu salah satu cara utama untuk mencegah penyakit jantung selain menjaga pola hidup sehat adalah dengan deteksi awal melalui medical checkup,” anjur dr. Vito A. Damay, SpJP (K), Mkes, FIHAA, FICA, FAsCC.
Lantas, bagaimana generasi muda bisa menekan prevalensi penyakit jantung? Dr Tara Kessaram, MBBS, MPH, FNZCPHM, Team Lead, Noncommunicable Diseases and Healthier Population, WHO Indonesia memberikan beberapa contoh yang bisa kita lakukan seperti:
- Jauhi rokok
- Beraktivitas fisik secara rutin
- Menjalani diet sehat
- Mengkampanyekan gaya hidup sehat melalui kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekitar
- Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Terkait pemeriksaan kesehatan secara rutin, merupakan bagian penting dari pencegahan penyakit jantung. Hal tersebut perlu dilakukan sejak dini, demikian ditegaskan oleh Ibu Esti Nurjadin, Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia. Untuk menanamkan kesadaran akan hal ini, pihaknya terus memberikan edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai skrining atau deteksi dini dari penyakit jantung dan kardiovaskular. “Penyakit jantung bukan hanya penyakit para manula tapi bisa menyerang siapa saja, ini harus dipahami benar,” katanya.
Berdasarkan hal itu, Yayasan Jantung Indonesia sebagai organisasi kesehatan memandang perlu kolaborasi yang efektif antara masyarakat umum dan Pemerintah untuk menekan prevalensi penyakit jantung yang dialami oleh masyarakat usia produktif. “Kami ingin mengajak generasi muda dan milenial usia produktif untuk menjadi agen-agen perubahan di bidang kesehatan jantung sehingga bisa menjadi smart influencer untuk lingkungan keluarganya, lingkungan tempat kerja, lingkungan tempat tinggal atau lingkungan sekolah baik melalui media virtual maupun tradisional,” tutupnya.
Untuk mengetahui lebih lanjut soal informasi penyakit jantung yang menyerang usia muda, bisa mengakses versi lengkap webinar di https://www.youtube.com/watch?v=tK5-amYPhW8
Foto: Efa