“Assalamu’alaikum…,” Tiara dan Ayah mengucapkan salam. “Wa’alaikumsalam…,” terdengar jawaban dari balik pintu. Muncullah Nabila saat pintu terbuka. “Hai, Tiara! Ayo, silakan masuk,” Nabila menyapa dengan ramah. “Iya, terima kasih, Nabila,” timpal Tiara.
Tiara dan Ayah baru saja tiba di rumah Paman Hendro di kota Bogor. Rencananya, mereka akan menginap selama akhir pekan ini. Ayah dan Paman Hendro lantas mengobrol di ruang tamu. Sedangkan, Tiara dan Nabila asyik bermain di kamar atas.
“Wah, kamar kamu nyaman sekali! Ada jendela dan balkonnya,” ujar Tiara sambil mengintip dari jendela. “Iya, tapi kalau sudah malam begini, lebih baik kamu jangan melihat ke luar jendela,” jelas Nabila dengan raut muka sedikit ketakutan. “Lho, memang kenapa?” tanya Tiara setengah penasaran. “Ahh, tidak apa-apa, kok,” jawab Nabila seraya bergegas naik ke atas tempat tidur. Tak lama kemudian, keduanya pun sudah tertidur pulas.
Tiba-tiba, Tiara terbangun di tengah malam. “Ihh… bau anyir darimana ini?” gumam Tiara. Ia menoleh ke samping, terlihat Nabila masih tertidur nyenyak. Aroma anyir masih tercium di dalam kamar. Tiara lalu beranjak dari tempat tidur dan mulai mencari sumber bau tersebut. “Hmm… Sepertinya dari luar,” ujar Tiara.
Dengan perlahan, Tiara membuka jendela. Benar sekali, bau anyir langsung menyengat lebih kencang. Ia melihat ada sebuah mobil ambulans sedang berhenti di rumah sebelah. Lampu di atas ambulansnya, menyala kelap-kelip.
Dua orang petugas medis nampak keluar dari rumah sambil mendorong ranjang menuju ambulans. Di atas ranjang, terlihat sosok pasien yang ditutupi selimut. Ambulans tersebut langsung pergi setelah mengangkut pasien itu. Bau anyir yang tadinya menyengat, hilang seketika setelah ambulans itu pergi. Tiara lalu kembali menutup jendela dan mulai berbaring di atas tempat tidur. “Semoga pasien tetangga sebelah itu tidak apa-apa, ya,” Tiara bergumam tanpa rasa curiga.
Keesokan paginya, Tiara, Nabila, Ayah, dan Paman Hendro, sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. “Nabila, tadi malam sepertinya tetangga kamu sedang sakit dan dibawa ke rumah sakit,” ucap Tiara sembari melahap nasi goreng. “Hah, tetangga yang mana?” tanya Nabila. “Itu, lho, tetangga kamu sebelah kanan,” jawab Tiara. “Hmm… Itu, kan, rumah kosong,” jawab Nabila. “Sejak kami pindah ke sini 10 tahun lalu, rumah tua itu sudah kosong dan terbengkalai. Entah itu punya siapa, yang pasti hanya ada ambulans tua dan mogok yang terparkir di depannya,” jelas Paman Hendro ikut menimpali.
“Iya, katanya rumah dan ambulans tua itu menyeramkan. Kata temanku, dulunya rumah itu pernah kebakaran. Nah, waktu ambulans akan mengangkut penghuni rumah yang menjadi korban, justru petugasnya itu ikut terjebak di dalam rumah yang terbakar,” tutur Nabila. “Itulah kenapa aku melarang kamu mengintip ke rumah dan ambulans itu tadi malam,” tambah Nabila.
“Arrghhh…,” Tiara kesusahan menelan nasi goreng di dalam mulut, saking terkejutnya. Mereka berempat hanya saling beradu pandang dengan raut wajah kebingungan.
(Cerita: Just For Kids/ Ilustrasi: Just For Kids)