Sesuai namanya, alat Musik Bambu Hitada dibuat dari bambu dengan menggunakan pengaturan nada musik berdasarkan nada-nada yang dibutuhkan pada lagu yang diiringi. Musik Bambu Hitada merupakan musik tradisional yang hanya terdapat di Halmahera Utara Maluku Utara dengan pemain dan penyanyi berjumlah 15 orang.
Sebagian masyarakat di pulau Halmahera terutama di Kecamatan Ibu, Sahu dan Jailolo, termasuk orang Tobelo di Halmahera Utara hingga kini masih mempertahankan jenis kesenian tradisional ini. Seni Musik Bambu ini mereka sebut dengan Musik Bambu Hitada atau sering juga disebut Hitadi. Musik Bambu Hitada ini biasanya dimainkan pada acara-acara tertentu seperti; hajatan perkawinan, pesta rakyat atau syukuran di suatu kampung.
Bagi masyarakat Halmahera, Musik Bambu Hitada merupakan hasil kreativitas yang tidak saja berfungsi untuk menghibur masyarakat, tetapi juga untuk kelengkapan upacara, seperti upacara perkawinan dan upacara syukuran hasil pertanian. Seiring perkembangan zaman, dan semakin gencarnya musik-musik modern memasuki relung-relung kehidupan masyarakat desa, musik tradisional, seperti halnya Musik Bambu Hitada semakin tersisih.
Alat musik utama pada musik Bambu Hitada adalah batangan bambu itu sendiri, yang biasanya hanya terdiri dari 2 ruas saja dan panjangnya tidak lebih dari 1,75 m. Biasanya batang bambu ini sudah sudah dilobangi sesuai nada tone, dan dicat warna-warni untuk membuat tampilan bambu menjadi lebih indah.
Batang bambu dibunyikan dengan cara dibanting tegak lurus di tanah atau bila di atas ubin harus dialas dengan karung goni.
Yang Khas dari Maluku Utara
Bahasa daerah : Banda, Buru, Seram, Furu Aru, Tanibar
Lagu daerah : Sarinande, Borero
Alat Musik : Flu, Tifa
Tarian : Tari Perang, Nabar Haa
Makanan Khas : Sagu
Senjata Tradisional : Parang Salawaku, Tombak
Pahlawan : Sultan Baabullah, Pati Unus
(Sumber: Majalah Just For Kids)