Kakak yang satu ini memang idola, ya. Ya, Kak Nicholas Saputra yang akrab disapa Nico, tak hanya ganteng, pintar, dan pandai akting, juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Dan kini, cowok yang namanya mulai dikenal kala membintangi film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) tersebut, ternyata juga begitu peduli terhadap dunia pendidikan di Indonesia. Tak heran kalau ia baru-baru ini didapuk sebagai Duta Belajar Ruangguru (aplikasi bimbingan belajar online nomor satu di Indonesia).
Menarik untuk mengetahui kisah di balik kepedulian Kak Nico terhadap lingkungan. Ternyata, sang Kakek lah yang membuat Kak Nico kemudian peduli pada lingkungan hidup. Berawal dari sang Kakek yang memaksa Kak Nico untuk menonton acara flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) di TVRI. Hehe.. Diakui Kak Nico, sang Kakek memang ber-“tangan dingin” alias kalau memelihara hewan pasti hidup dan kalau menanam tanaman pasti tumbuh. Dan pandemi ini menjadi momen yang pas bagi Kak Nico untuk bisa fokus menjalankan kegiatan berkebunnya, deh..
Alasan Kak Nico peduli pada lingkungan, karena menurutnya lewat alam, kita semua bisa belajar tentang segala hal. Bagaimana kita semua bisa memahami lingkungan dan bersahabat dengan alam. Sampai-sampai Kak Nico pun pernah membuat film dokumenter “Semesta”. Menceritakan tentang bagaimana kisah tujuh tokoh penting dari berbagai daerah di Indonesia.
Peduli Pendidikan
Berbicara masalah pendidikan, Kak Nico yang lulusan SMAN 8 Jakarta, melanjutkan pendidikan tinggi-nya (kuliah) di Universitas Indonesia jurusan Arsitektur. Keren, ya, Kids? Pilih jurusan Arsitektur, karena cowok kelahiran tahun 1984 itu sejak kecil sangat suka menggambar.
Ternyata, ada alasan tersendiri pula, lho, kenapa Kak Nico lebih memilih untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). “Kuliah di PTN biayanya lebih murah. Meski sejak di bangku SMA saya sudah bekerja, namun saya tetap tidak ingin memberatkan orangtua. Selain biayanya terjangkau, juga ada jurusan Arsitektur yang saya inginkan,” jelas Kak Nico yang lulus di tahun 2006.
Sedikit bercerita, Kak Nico dulu juga aktif di kegiatan ekskul sekolah, lho. Ia ikut ekskul olahraga baseball karena sempat bercita-cita ingin menjadi atlet. Kak Nico juga sempat menjadi wakil ketua OSIS saat SMP.
Stres Saat Belajar
Meski berprestasi, namun tidak berarti Kak Nico tidak pernah stres saat belajar, lho. Menurutnya, waktu sekolah dulu, nilai itu sangat ditentukan lewat ujian-ujian. “Dalam setahun, banyak sekali ujian. Dan itu sangat menegangkan. Setiap ujian saya stres dan selalu kepikiran. Tapi sistem pendidikan kita sekarang sudah berubah, tidak terpaku pada satu hari untuk langkah selanjutnya. Kalau dulu, ujian satu-satunya hari kunci, tekanannya sangat tinggi,” cerita Kak Nico.
“Waktu itu saya hadapi dengan cara bekerja sama dengan teman-teman yang memiliki semangat sama. Kita berkumpul saling tanya dan bertukar pikiran. Paling tidak, kita tahu bahwa kita tidak sendiri,” ujarnya membagi tips.
Menurut Kak Nico, pendidikan itu tidak hanya di sekolah (formal) tapi juga di luar sekolah (informal). “Saya banyak mendapat inspirasi dari guru-guru di sekolah. Saat SMP ada guru Biologi dan guru menggambar yang menginspirasi saya masuk jurusan Arsitektur. Saya juga banyak bertemu orang-orang di tengah jalan selama perjalanan hidup, orang-orang yang bekerja sama, bareng travelling ke hutan, masyarakat adat, saya banyak belajar dari mereka. Pengalaman mereka bisa kita resapi dan dalami untuk hidup kita,” tutupnya.
Foto: Ist