Kalian mungkin pernah membaca berita tentang konflik masyarakat Uighur di China. Terlepas dari konflik yang terjadi, sesama manusia sudah seharusnya kita membantu siapa saja yang mengalami musibah.
Itulah yang mendorong Aksi Cepat Tanggap (ACT)-sebuah lembaga kemanusiaan-untuk terjun langsung membantu masyarakat Uighur. “Sebagai lembaga kemanusiaan, ACT tentu memberikan bantuan kemanusiaan. Mudah-mudahan hal ini bisa menjadi semangat bagi bangsa Uighur dan bagi bangsa Indonesia juga bisa menjadi bukti konkrit bahwa bangsa ini bangsa yang menjunjung tinggi kemanusiaan. Kita beri support dapur umum (pangan) dan santunan pada keluarga pengungsi. Kita dirikan madrasah-madrasah di kamp pengungsian anak-anak Uighur, kita berikan peralatan sekolah, penampungan anak yatim yang layak (2 gedung masing-masing 5 lantai), trauma healing (penyembuhan trauma), dan wisata bareng dengan anak-anak yatim. Termasuk bantuan pada 100 guru dimana merupakan tambahan bantuan ke Uighur yang sudah kita mulai sejak tahun 2018,” ungkap Bapak Ahyudin, Ketua Dewan Pembina ACT. “Kita juga bantu guru karena guru adalah salah satu penyelamat pendidikan, kita juga beri bantuan pangan untuk 1000 kepala keluarga, kurang lebih minimal 100 ton logistik pangan,” tambahnya.
Mr. Seyit Tumturk, Ketua Majelis Nasional Turkistan Timur (Uighur) sangat senang sekaligus terharu dengan adanya bantuan tersebut karena ada ratusan ribu masyarakat Uighur yang mengungsi di Turki dan sangat membutuhkan bantuan. “Saya sangat senang dan berterima kasih pada masyarakat Indonesia dan juga Turki yang mau ikut serta turut membantu masyarakat Uighur,” ucapnya.
Foto: Istimewa