JAKARTA, majalahjustforkids.com – SOS Children’s Villages kembali akan menggelar perhelatan Run To Care 2022. Tahun ini, untuk pertama kalinya, Run To Care hadir di tanah Sumatera. Masih sama dengan tahun sebelumnya, Run To Care diselenggarakan secara hybrid, yaitu virtual dan offline.

Untuk perhelatan offline, Run To Care menjadi ajang lari Ultra Marathon 150 kilometer pertama di Medan. Para peserta berlari mengambil rute 150 km plus bonus 8 km dari Danau Toba, menuju SOS Children’s Village Medan. Digelar selama 3 hari mulai 29 – 31 Juli 2022, ajang ini melibatkan 131 pelari offline, 493 pelari virtual, dan lebih dari 4.600 donatur. Mengusung tema #BangkitBersama, Run To Care ditujukan untuk menggalang dana guna mendukung pemenuhan hak anak serta membantu keluarga dampingan SOS Children’s Villages yang terkena dampak pandemi.

Dituturkan oleh Bapak Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages, tahun ini merupakan tahun ke-7 Run To Care Annual Series yang diadakan sebagai perhelatan charity run yang digagas oleh SOS Children’s Villages.

Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages

#BangkitBersama

“Menggandeng puluhan komunitas lari dari seluruh nusantara, acara lari amal ini mengambil jarak sejauh 150 KM di mana para pelari tak hanya berlari tetapi juga berbagi kebaikan dengan melakukan penggalangan dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing pelari,” Ujar Bapak Gregor.

Ia melanjutkan, Run To Care kali ini mengusung tema #BangkitBersama, bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk  mengambil bagian dan berkontribusi langsung dalam program kerja SOS Children’s Villages. Nantinya, seluruh hasil penggalangan dana diperuntukkan bagi pemenuhan hak anak dan menguatkan keluarga rentan yang terdampak pandemi Covid-19 agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Ya, dampak pandemi terutama pada golongan yang paling rentan yaitu anak-anak akan mempengaruhi tumbuh kembang mereka dan akses bagi mereka untuk mencapai masa depan yang cerah. Banyak orangtua yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi yang berujung pada kesulitan ekonomi, inilah yang disebut sebagai keluarga rentan.

Target 1 Miliar

“Tahun ini kita mengharapkan target donasi yang terkumpulnya setidaknya sebesar 1 Miliar Rupiah. Sejauh ini sudah terkumpul sekitar 40 persen yakni 400 juta Rupiah,” imbuh Bapak Teuku Adhitia, Project Director Run To Care 2022 Toba – Medan 150 KM dalam konferensi pers yang diadakan di bilangan Jakarta Selatan, Rabu (20/07).

Teuku Adhitia, Project Director RTC 2022

Agar bisa mengajak lebih banyak pelari yang bisa partisipasi dalam memenuhi hak anak-anak Indonesia, Run To Care 2022 digelar dengan dua metode, yaitu virtual di Run To Care Virtual dan offline di Run To Care Toba-Medan.

Virtual dan Offline

Untuk Run To Care Virtual terbagi dalam tiga kategori yaitu multiple run 50 KM, 100 KM dan 150 KM. Pendaftaran sudah dibuka mulai dari 8 April 2022 dan sudah ditutup pada 3 Juli 2022 dengan jumlah 493 pelari dari seluruh Indonesia dengan mengunduh aplikasi 99 Virtual Race di App Store dan Play Store. Periode lari virtual sudah dimulai di tanggal 13 Juni lalu dan 493 pelari virtual tersebut mencicil kilometer lari setiap harinya sebagai bentuk perjuangan.

Lari virtual akan ditutup pada tanggal 31 Juli 2022, berbarengan dengan lari offline di Medan.

Sementara itu, perhelatan offline akan digelar pada 29 – 31 Juli 2022. Lokasi Start atau flag off ada dua tempat untuk 3 kategori lari yaitu Individu 150 KM, Individu 100 KM dan relay 3 pelari 50 KM.

Sebanyak 54 pelari kategori 150 KM dan 16 pelari kategori 50 KM akan Start di pesisir Pantai Atsari Danau Toba di Parapat, kemudian dilanjutkan ke check point 1 yang juga akan menjadi titik start bagi 29 pelari kategori 100 KM dan 16 pelari kategori 50 KM di SMPN 1 Purba.

Terakhir, menuju check point 2 yang merupakan start untuk 16 pelari relay terakhir di sekitar Berastagi, dan sampai pada garis finish di SOS Children’s Village Medan. Dengan rute ini, para pelari akan disuguhi keindahan alam Sumatera Utara saat mereka menjalankan misi berlarinya. Total 131 pelari tersebut tidak akan berkumpul di satu titik agar dapat memecah kerumunan di saat pandemi.

Tantangan Pelari, Capek Hingga Dikejar Anjing

Para pelari yang tergabung secara offline, yakni Nicky Hogan – Perwakilan Sahabat SOS dan pelari Run To Care 2022, Sianti Candra – Perwakilan Komunitas The Running Club (TRC) dan

William – Perwakilan pelari Run To Care dari Medan, sangat menyambut antusias dan penuh semangat pagelaran Run To Care Toba – Medan 2022.

Meskipun diakui ketiganya, ada sejumlah tantangan yang mereka hadapi sepanjang 150 km berlari. “Tantangan terberat itu bagi saya menahan kantuk, ya. Hari pertama sih masih bisa lah ditahan, tapi di hari kedua, itu mulai berat,” papar Nicky. Untuk mempersiapkan dirinya, Nicky latihan berlari setiap hari meskipun dalam jarak dekat.

Hal senada diungkapkan oleh Sianti Candra. Bagi wanita ini, berlari di ajang Run To Care seolah candu, tapi menyenangkan. “Ada kerinduan untuk kembali lagi, sebab semua ini dilakukan untuk anak-anak. Tantangan pasti ada, umumnya sama dialami pula oleh pelari-pelari lainnya, yakni capek, lapar, mengantuk. Kondisi cuaca di lapangan, juga memiliki tantangan tersendiri,” urai Sianti yang sudah bergabung di ajang Run To Care sejak tahun 2020 di Flores.

Tak hanya kendala di atas, rupanya ada tantangan lain yang harus siap-siap dihadapi para pelari offline, yakni harus siap dikejar anjing saat berlari. Waduh! Yups, diuraikan oleh William yang berasal dari Medan, rute yang ditempuh pelari nantinya banyak melalui rumah yang rata-rata memiliki anjing penjaga. “Banyak penduduk di sana yang memelihara anjing. Anjing itu bertugas menjaga rumah tuan-nya, dia merasa bahwa itu daerah kekuasaannya. Nah, biasanya nih kalau kita berlari melalui kawasan dia, 50 meter itu bakal dipantau deh gerak-gerik kita. Saat kita berlari, nggak jarang anjing mengejar kita. Tapi kalau sudah melewati 50 meter, dia akan balik sendiri ke rumah tuannya lagi, nggak mengikuti kita terus,” ujar William yang mengaku memiliki banyak pengalaman dikejar anjing ketika berlari di daerah Sumatera Utara.

Tantangan lain bagi William adalah lapar, capek dan mengantuk. “Kalau mengantuk sekali, jangan dipaksakan, kalau bisa tidur dulu sebentar. 15-30 menit cukup, lalu lanjutkan berlari lagi,” katanya.

Perjuangan para pelari tidak berhenti disitu saja. Sejak pertengahan Juni lalu, seluruh pelari menggalang dana untuk membantu 187 keluarga dampingan dan 491 anak dampingan yang ada di Medan. Sekecil apapun bantuan, akan menjadi arti besar bagi mereka.

Baik Nicky, Sianti dan William sangat ingin menuntaskan garis finish saat berlari nanti. Bagi ketiganya, hal itu memberikan kepuasan tersendiri. Mereka berharap, donasi bisa terkumpul secepatnya hingga mencapai 1 Miliar rupiah sehingga bisa disalurkan tepat sasaran kepada anak-anak yang kehilangan pengasuhan orangtua serta keluarga yang terdampak pandemi.

Foto: Efa, Ist

You may also like
Latest Posts from Majalahjustforkids.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *